pimpinan

pimpinan

Monday, November 2, 2015

PENGERTIAN, SYARAT-SYARAT PROFESI, PROFESI KEGURUAN SERTA PERKEMBANGAN PROFESI PENDIDIKAN

A.      Pengertian profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Contoh profesi pada bidang hukum, kedokteran, pendidikan, keuangan, militer, dan teknik.
Pada umumnya orang memberi arti yang sempit teradap pengertian profesional. Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimilki seseorang. Misalnya seorang guru dikatakan guru profesional bila guru tersebut memiliki kualitas megajar yang tinggi. Padahal pengertian profesional tidak sesempit itu, namun pengertiannya harus dapat dipandang dari tiga dimensi, yaitu :keahlani, rasa tanggung jawab baik tanggung jawab intelektual maupun moral, dan memiliki rasa kesejawatan.
Pengertian profesi menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut :
a.       Secara leksikal, profaesi mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan atas suatu kebenaran. Kedua, profesi  menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu. 
b.      Webster’s New World Dictionary menunjukkan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, mengarang, dan sebagainya, terutama kedokteran, hukum dan teknologi.
c.        Vollmer menjelaskan pendekatan kajian sosiologik, mempersepsikan bahwa profesi  merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal,  karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Namun demikian, bukanlah hal  mustahil untuk mencapainya asalkan ada upaya yang sungguh-sungguh pada pencapaiannya. Proses usaha menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal itulah yang dimaksudkan denganprofesionalisas.

 Berdasarkan pernyataan Vollmer  yang mengimplikasikan bahwa pada dasarnya seluruh pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka dapat di tandai sejauh mana suatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu atau seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara professional (memenuhi persyaratan sebagai suatu profesi).
Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, yaitu  keahlian, komitmen, dan keterampilan yang relefan. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi maka seorang professional dibayar tinggi.
Menurut Sanusi  ada 5 konsep mengenai 3 hal tersebut:
a)     Profesi
        Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in-service training).
b.     Professional
        Professional menunjuk pada dua hal. Pertama orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “ Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.
c.           Profesionalisme
        Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

  
d.          Profesionalitas
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.
e.     Profesionalisasi
        Profesionalisasi menunjukkan pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria  yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan professional ( professional development) baik dilakukan melalui pendidikan/latihan “pra-jabatan” maupun “dalam-jabatan”.
B.        Syarat-syarat profesi
Robert W. Richey  mengungkapkan beberapa syarat-syarat profesi sebagai berikut:
a.          Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b.         Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c.          Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d.         Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
e.          Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin dalam profesi serta kesejahteraan anggotanya
f.          Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
g.         Memandang profesi suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.

  
C.  Profesi keguruan serta perkembangan profesi keguruan
     1.  Profesi keguruan
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan, kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh  keahlian, komitmen, dan keterampilan.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh, walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru

Harfu Jar

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Huruf
وَ الحَرْفُ مَا لاَ يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيْلُ الاِسْمِ وَلَا دَلِيْلُ الفِعْلِ

(Huruf itu ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il)
الحَرْفُ هُوَ كُلّ كَلِمَة لَيْسَ  لَهَا مَعْنًى اِلَّا مَعَ غَيْرهَا
(Huruf adalah setiap kalimah yang tidak dapat memiliki makna kecuali bersama kalimah lainnya)
Kalimah harf/huruf adalah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il. Ada pula yang mengartikan bahwa huruf adalah setiap kalimah yang tidak dapat memiliki makna kecuali apabila bersanding dengan kata lainnya.
Huruf menurut istilah Nahwu adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang mengandung makna yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui dengan bersandingan dengan kata lain, baik Isim atau Fi’il.
Kalimah huruf itu semuanya mabni, tidak dapat dirubah, tetap katanya dalam setiap keadaan. Kalimah huruf dibangun atas beberapa dasar dengan melihat harakat akhirnya, yaitu:
1.      Dengan sukun. Contoh: لَنْ, هَلْ, كَى, فِى, اَوْ, اَمْ, بَلْ, لَمْ
2.      Dengan fathah. Contoh:ثُمَّ, اِنَّ, اَنَّ, لَكِنَّ, لَيْتَ
3.      Dengan dhammah. Contoh:مُنْذُ
4.      Dengan kasrah. Contoh: بَاءُ الجَرِّ, لَامُ الجَرِّ
Dalam hubungannya dengan kalimah lain (baik itu kalimah fi’il ataupun isim) maka kalimah harf dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Wednesday, April 29, 2015

Psikologi Perkembangan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia pasti mengalami gangguan yang datang dari kontak sosial maupun yang lain. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan oleh para ilmuwan, dan akhirnya membuahkan ilmu psikologi yang membahas kejiwaan manusia.
Dalam psikologi ada banyak macam ilmu, salah satunya adalah psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan merupakan suatu cabang ilmu psikologi yang membahas perkembangan kejiwaan manusia dari prenatal sampai orang tua.
Makalah yang tersusun ini adalah mencakup pengertian psikologi perkembangan, objek psikologi perkembangan, ruang lingkup psikologi perkembangan dan tujuan psikologi perkembangan.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian Psikologi Perkembangan?
2.       Apa Objek Psikologi perkembangan?
3.       Apa ruang lingkup Psikologi perkembangan?
4.       Apa Tujuan psikologi perkembangan?





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche”, yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang berarti Ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology” berarti “ilmu jiwa.[1]
Sedangkan perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (Maturation) yang berlangsung secara sitematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (Rohaniah).
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif,  dan berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1)      Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan yang harmonis.
2)      Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3)      Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berkangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.[2]
Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada secara keseluruhan proses perubahan dan potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru.dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.[3]
Beberapa definisi Psikologi perkembangan menurut beberapa Ahli:
1.      Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. knoers, dan Prof. Dr. Siti rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah suatu Ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
2.      Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi anak: psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai masa dewasa.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang pengertian Psikologi Perkembangan Yakni  suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala-gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. [4]

B.     Objek Psikologi Perkembangan
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki[5] atau suatu unsur  yang ditentukan, sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci Objek material pada fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok  yang nyata dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan.
Objek formal adalah cara memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya. Jadi sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek formal. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan yang lain.[6]
Jadi intinya, objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person. Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah perkembangan masyarakatya.[7] Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia

C.     Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Jika dipahami secara cermat dari penjelasan pengertian tentang psikologi perkembangan sebagaimana telah dibeicarakan di muka, maka dapatlah dimengerti tentang ruang lingkup dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi perkembangan merupakan:
a.        Cabang dari psikologi
b.       Objek pembahasannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang
c.        Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :


1.      Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
Ø  Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
Ø  Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
Ø  Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
Ø  Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.

2.      Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
Ø  Perubahan besarnya tubuh.
Ø  Perubahan proporsi tubuh.
Ø  Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
Ø  Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
3.      Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan masa dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
Ø  Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat darin seluruh kehidupan manusia.
Ø  Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
Ø  Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
Ø  Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
4.      Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.[8]
Adapun gejala jiwa atau perilaku manusia dalam ruang lingkup lain, dibahas oleh psikolog-psikolog yang lebih bersifat khusus, yang secara ilmiah mendasarkan pada hasil penemuan-penemuan empiris antara lain:
§  Psikologi belajar
§  Psikologi industry
§  Psikologi remaja
§  Psikologi pendidikan
§  Psikologi klinis
§  Psikologi sosial
§  Psikologi lingkungan
§  Dan lain-lain.
Banyak sekali faedah atau kegunaannya seseorang mempelajari psikologi perkembangan dalam mendiskripsi, memahami serta meramalkan perilaku diri sendiri maupun orang lain. Terutama akan terasa sangat perlu penguasaan ilmu ini bagi seorang yang selalu mengadakan komunikasi dengan orang lain. Misalnya orang tua sebagai pemimpin keluarga, pendidika, dan lain sebagainya.
Faedah praktis mempelajari psikologi perkembangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:
a.       Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.      Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
c.       Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang selaras tingkat perkembangan orang lain.
d.      Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya. [9]

D.    Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, canger dan Kagan, dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan psikologi perkembangan meliputi:
1.      Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2.      Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3.      Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
4.      Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Sementara itu Elizabeth B. Hurlock menyebutkan enam tujuan psikologi perkembangan dewasa ini, yaitu:
1.      Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan.
2.      Menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
3.      Menemukan sebab-sebabnya.
4.      Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku.
5.      Menemukan dapat atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan.
6.      Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal.[10]



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Psikologi Perkembangan ialah suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala-gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa. objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person. Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah perkembangan masyarakatya. Maka dapatlah dimengerti tentang ruang lingkup dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi perkembangan merupakan: Cabang dari psikologi; Objek pembahasannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang; Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.
Dan psikologi perkembangan juga mempunyai tujuan yaitu: Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja; Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu; Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda; Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007.
Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Ahmadi, Abu dan Shaleh Munawar, Psikologi Perkembangan Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Sastropoetro, Pendapat publik, Pendapat Umum, dan Disiplin dalam Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, Bandung: Remadja Karya, 1987.
Sobur, Alex, Psikologi umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt: 1962.




[1] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 1.
[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), 15.
[3] Desmita, Op.Cit., 4.
[4] Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 3-4.
[5] Sastropoetro, Pendapat public, Pendapat Umum, dan Disiplin dalam Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial (Bandung: Remadja Karya, 1987), 117.
[6] Alex Sobur, Psikologi umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 40-41.
[7] Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt: 1962.
[8] http:// oktanovia-berwandi.blogspot.com, diakses pada 04/2012.
[9] Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 8-9.
[10] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 10.