Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan
dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring
dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia
juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima
didikan dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya
interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat
tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu
terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi
ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak
berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar
mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang
mengajar.
Baca Selengkapnya.......
Baca Selengkapnya.......
Sehingga
dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus
pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru
terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak
selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal
ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran
Pendidik
yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya, akan berbeda dengan
pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada
perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang
keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu
menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan
segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan
dalam proses belajar mengajar.
Psikologis
dan metode pembelajaran. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu
oleh individu manapun. Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan
proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan
dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan
demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan
pandangan-pandangan filusuf. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah
karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan
ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran,
pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan
itu berdampak pada hasil belajar siswa.LEARNING Belajar adalah proses pengembangan
pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai
interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode
pembelajaran. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh
individu manapun. Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses
seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana
cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini
melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan
filusuf. Focus Dalam
pembelajaran ada beberapa aspek psikologis anak didik yang tidak bisa diabaikan
atau dengan kata lain harus mendapat perhatian atau perlu diketahui.
Aspek-aspek tersebut adalah persepsi, minat, sikap, motivasi dan aktivitas yang
timbul atau berkembang dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian
Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara
guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan
strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan
terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang
kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang
baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan
hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang
sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah
cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
2. Pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach), dimana pada pendekatan
jenis ini guru menjadi subjek utama
dalam proses pembelajaran.
1. Jenis-Jenis
Pendekatan dalam Pembelajaran
-
Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung
dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya
tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan
pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja
melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan
kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan
individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang
melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan
penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual
ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.
Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak
untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang
lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun
dengan guru dan orang tuanya.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a) Guru
melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik
sebagai individu untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b)
Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik
secara individual.
c) Guru
lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik
dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d) Guru
harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam
pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan
siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan
belajar mereka.
-
Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru
yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina
dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik
adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk
hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh
kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina
untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,
sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada
hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan,
seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia.
Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan
makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain
itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
-
Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami
gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan
makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan
demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran,
pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang
memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya
pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama
di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Kegagalan
penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya
pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu
alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru,
yaitu pendekatan kebermaknaan. Ada
beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini sebagai
berikut :
a. Bahasa merupakan
alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa
dan kosa kata).
b. Makna ditentukan oleh lingkup
kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan
kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural.
c. Makna
dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun
tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada
situasi saat kalimat digunakan.
d. Motivasi belajar siswa merupakan
faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak
ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran
siswa yang bersangkutan.
2. Tipe-tipe
pendekatan
-
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa
yang didasarkan pada pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya
sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran
yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan
kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu
melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya
pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir
konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam
pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti
Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).
-
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah
pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan
khusus.
-
Pendekatan Induktif
Berbeda
dengan pendekatan deduktif
yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan
induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal
yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu
yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu,
lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering
disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi
umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
khusus menuju keadaan umum.
B. Aspek Psikologis Pembelajaran
B. Aspek Psikologis Pembelajaran
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Psikologi berasal dari kata
Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi
secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”.
Keberhasilan
pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi
oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar
sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu
kita dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam
suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi.
Sumbangan Psikologi
terhadap pendidikan, Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (individu)
psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses
pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal
serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama
masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahan dan
keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di
berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.
Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobyek formal perilaku
manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku manusia
dalam berbagai latar.
Di zaman kemajuan
ilmu pengatahuan dan teknologi sekarang ini, para ahli berusaha untuk
meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode
mengajar yang ilmiah, diharapkan proses belajar mengajar itu lebih terjamin
keberhasilannya. Sebuah obsesi bahwa pada suatu saat, mengajar atau mendidik
itu menjadi suatu teknologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya.
Contoh saja belajar dengan cara menyenangkan bagi siswa, kurang mendapatkan
perhatian para pendidik. Sebagian besar guru mengajar dengan metode ceramah
dan “menjejali” anak dengan materi pelajaran untuk mengejar target kurikulum.
Akibatnya hasil pembelajaran kurang signifikan sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan sesuai kurikulum. Sebaiknya para tenaga pendidik mulai berbenah diri
agar beberapa kompetensi guru profesional dimiliki sehingga akan berpengaruh
terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
Dalam pembelajaran ada beberapa aspek
psikologis anak didik yang tidak bisa diabaikan atau dengan kata lain harus
mendapat perhatian atau perlu diketahui. Aspek-aspek tersebut adalah persepsi,
minat, sikap, motivasi dan aktivitas yang timbul atau berkembang dalam proses pembelajaran.
1.
Persepsi
Persepsi (perception) adalah proses untuk
mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu biasanya dipakai dalam persepsi
rasa, bila benda yang kita ingat atau identifikasikan adalah objek yang
mempengaruhi organ perasaan (Drever, 1986). Persepsi merupakan suatu proses
mental dengan menyederhanakan (simpify) dan menyusun (organize)
pengalaman. Proses biasanya terjadi secara otomatis tapi mungkin
juga dipelajari secara disengaja (Stone dan Nielsen, 1982)
Persepsi
merupakan penggunaan dari pikiran (sense) untuk mamandu (to guide)
aksi gerak (motor action). Pengetahuan, apakah suatu cara (recipe)
“tastes right” akan tergantung pada persepsi .
Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan
penilaian terhadap suatu objek, yang dapat bersifat positif atau negatif,
senang atau tidak senang. Dengan adanya persepsi maka akan
terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang agak stabil untuk
berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (
Mayor Polak, 1976 dalam Fakhruddin, 1989).
Penelitian Rosental dan Jacobson (1968) menyimpulkan bahwa
persepsi guru mempengaruhi perilaku guru terhadap muridnya. Selanjutnya
perilaku guru terhadap murid menimbulkan respons tertentu dari murid
terhadap guru. Akibatnya, respons murid terhadap gurupun sesuai dengan
perlakuan guru tersebut yang dadasarkan pada persepsi mereka sendiri sejak awal
(Satiadarma, 2001).Persepsi sesorang sewaktu-waktu dapat berubah apabila dia
berkesimpulan bahwa persepsinya ternyata tidak sesuai dengan kesan yang
sesungguhnya.
2. Minat
Minat (interest) istilah yang dipakai dalam dua arti:
(1) fungsional, yang menunjukkan suatu jenis pengalaman perasaan yang
dihubungkan dengan perhatian terhadap objek, atau tindakan dan (2) struktural,
elemen atau hal dalam sikap individu, baik merupakan bawaan atau karena
diperoleh. Oleh karena itu dia cenderung memenuhi perasaan dalam
hubungaannya dengan objek tertentu, atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek
khusus atau bidang pengetahuan khusus, seperti psikologi. Apa yang disebut “
doctrine of interest” dalam pendidikan adalah teori bahwa pendidikan
harus berdasar pada minat anak, selalu mulai dari minat yang ada, dan
mengembangkan minat baru berdasarkan minat yang ada (Drever, 1986).
Banyak kalangan ahli psikologi sependapat bahwa minat
merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh setiap orang/ individu untuk
menyukai atau tidak menyukai sesuatu objek tertentu. Objek minat
ini berada di sekitar lingkungan kehidupan individu. Semakin sering individu berinteraksi
dengan objek minat itu,
Pelajar menjadi sukses dalam proses belajar jika ia mempunyai
keinginan bawaan (innate urge). Keinginan bawaan ini membuatnya
memanifestasikan minat terhadap apa yang sedang ia lakukan dan juga membuat ia
senang melakukannya (Robinson, Adjai. 1980).Hakekat dan kekuatan dari minat
dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian. Kharakteristik
ini secara material mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan (Anastasi
dan Urbina, 1998). Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik berasal
dari suatu proses. Proses itu terjadi dalam interaksi antara perserta didik
dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan media.
Selain itu, prestasi belajar juga diperoleh peserta didik dari dorongan atau
motivasi, sikap, maupun minat terhadap objek yang dipelajari
(Lindgrend, 1976).Masalah dapat merupakan tantangan dan menjadi faktor
motivasi yang kuat bagi siswa. Siswa dapat didorong untuk memecahkan
masalah dan untuk mengambilkeputusan. Minat siswa juga akan cukup besar
untuk kegiatan pemecahan masalah dan mengambilan keputusan (
Sastrawijaya, 1988).
3.
Sikap
Sikap sering kali didefinisikan sebagai tendensi untuk
bereaksi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sekelompok
stimuli yang ditunjuk. Dalam istilah yang lebih objektif, konsep sikap
mungkin dikatakan berkonotasi konsistensi respon dalam kaitan dengan dengan
kategori-kategori stimuli (Anastasi dan Urbina, 1998).
Sikap (atttitude) adalah seerangkat pendapat, minat atau
tujuan yang menyangkut harapan akan suatu jenis pengalaman tertentu, dan
kesediaan dengan suatu reakasi yang wajar; kadangkala dipakai dalam
pengertian yang lebih luas, akan tetapi agak kurang tegas , spserti pada esthetic
attitide, dalam pengertian suatu kecenderungan untuk menghargai atau
menghasilkan karya seni (Drever, 1986).
Sikap adalah: (1) pengaruh atau penolakan, (2) penilaian, (3)
suka atau tidak suka, atau (4) kepositifan atau kenegatifan terhadap
suatu objek psikologis. (Mueller, 1992). Sikap membangun komponen penting nomor
satu dalam jiwa manusia. Secara kuat sekali mempengaruhi segala keputusan
kita…untuk memilih dan menerima sesuatu (Mueller, 1992).
Sikap (attitude) didefiniskan sebagai suatu keadaan internal
yang mempengaruhi individu terhadap tindakan yang terarah pada benda (objek),
atau kejadian. Sikap mempunyai dua dimensi, yaitu kecenderungan positif
dan dan kecenderungan negatif. Seseorang yang menghubungkan perasaan positif
terhadap objek psikologi dikatakan mempunyai sikap positif terhadap objek
itu. Sebaliknya, seseorang yang menghubungkan perasaan negatif terhadap suatu
objek psikologi dikatakan mempunyai sikap negatif terhadap objek tersebut.
(Gagne, 1985)
Hasil penelitian Scibeci dan Reley (1986) menunjukkan bukti
bahwa terdapat hubungan antara sikap dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan persepsi siswa terhadap pengajaran mempengaruhi sikap.
Scibeci dan Reley menyatakan bahwa persepsi para siswa terhadap
pembelajaran adalah indikator yang valid dari perilaku pengajaran (teaching
behaviors), kemudian para guru yang menunjukkan perilaku pembelajaran
(instructional behaviors) dengan mendorong para siswa menjadi
kreatif dan mencoba mejadikan sains lebih mungkin mempunyai sikap positif
terhdap sikap para siswa. Sikap positif ini kembali mempunyai
pengaruh positif terhdap prestasi siswa.
4.
Motivasi
Motivasi (motivation) merupakan suatu kecenderungan
untuk bertindak dengan suatu cara tertentu. Motivasi
diawali oleh motif (motive), yaitu suatu kebutuhan tertentu atau
yang menimbulkan motivasi (Seifer,1991). Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari pengerian diatas ada tiga unsur motivasi yang
saling berkaitan, yaitu perubahan energi, perasaan dan reaksi. Motivasi dimulai
dari adanya perubahan energi dalam diri seseorang. Perubahan motivasi terjadi
sebagai akibat dari perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam
diri manusia. Misalnya timbulnya motif lapar sebagai akibat perubahan yang
terjadi dalam sistem pencernaan. Motivadi ditandai dengan timbulnya
perasaan. Mulanya perasaan ini merupakan ketegangan psikologis, kemudian
menjadi suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan perilaku yang bermotif
(suatu kebutuhan tertentu). Perubahan ini mungkin bisa terjadi dan mungkin juga
tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Miaslnya sesorang terlibat
dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan
dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat
keluar. Kemudian, motivasi juga ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan. Seseorang yang termotivasi akan merespon ke arah suatu tujuan. Respon
tersebut berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan perubahan energi dalam
tubuh. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan.
Misalnya, seseorang ingin menjadi juara maka ia akan belajar, bertanya kepada
guru, membaca buku, dan mengerjakan tes dengan hati-hati.
Motivasi memiliki dua komponen, yaitu (1) komponen dalam (inner
component) dan (2) komponen luar (outer component). Komponen dalam
ialah perubahan dalam diri seseorang, misalnya keadaan merasa tidak puas,
dan ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan
seseorang, tujuan yang menjadi arah perilaku seseorang. Dengan kata
lain, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan,
sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.
5.
Kreativitas dan Aktivitas
Terdapat banyak pengertian kreativitas yang terkenal di
antaranya yang mendifiniskan kreativitas dalam empat dimensi yang
dikenal dengan Four P’s of Creativity, yaitu (1) kreativitas dari
segi person (pribadi), (2) kreativitas sebagai suatu process (proses)
(3) kreativitas sebagai press (pendorong) dan (4) kreativitas
dari segi product (hasil). Kreativitas dari segi person
mengacu pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas
sebagiproses proses mengacu pada suatu bentuk pemikiran
dimana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru,
mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam mengahadapi
suatu masalah. Kreativitas sebagai press merupakan kreativitas
yang datang dari dalam diri sendiri (internal) berupa hasrat dan
motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi product yaitu
segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan
pribadinya dalam berinteraksi dengan lingkungan (Satiadarma dan Waruwu, 2003).
Kreativitas melahirkan aktivitas atau kreativitas ditunjukkan
oleh adanya aktivitas. Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya
menghasilkan berbagai aktivitas. Pembelajaran yang berbasis pada aktivitas (active
learning) akan menuntut kreativitas berpikir lebih banyak daripada
pembelajaran biasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum
perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis
pendekatan dalam pembelajaran
a. Pendekatan
individual
b. Pendekatan
kelompok
c. Pendekatan
kebermaknaan
Tipe-tipe
pendekatan pembelajaran:
a. Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivisme
b. Pendekatan
Pembelajaran Deduktif
d. Pendekatan
Pembelajaran Induktif
Psikologi
pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara
khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan
tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi
berkaitan dengan pembelajaran, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu,
dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Psikologi pembelajaran
sebagai bagian integral dari disiplin ilmu psikologi berupaya menggunakan
konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi
dalam dunia pendidikan.
Persepsi (perception) adalah proses untuk
mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu; biasanya dipakai dalam persepsi
rasa, bila benda yang kita ingat atau identifikasikan adalah objek yang
mempengaruhi organ perasaan. Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk
memberikan penilaian terhadap suatu objek, yang dapat bersifat positif
atau negatif, senang atau tidak senang. Minat merupakan kecenderungan
yang dimiliki oleh setiap orang/ individu untuk menyukai atau tidak menyukai
sesuatu objek tertentu. Objek minat ini berada di sekitar lingkungan
kehidupan individu. Sikap sering kali didefinisikan sebagai tendensi
untuk bereaksi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap
sekelompok stimuli yang ditunjuk. Sikap mengandung unsur penerimaan
atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, dan kepositifan atau
kenegatifan terhadap suatu objek psikologis. Motivasi (motivation)
merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu
cara tertentu. Motivasi diawali oleh motif (motive), yaitu
suatu kebutuhan tertentu atau yang menimbulkan motivasi. Terdapat banyak
pengertian kreativitas yang terkenal di antaranya yang mendifiniskan
kreativitas dalam empat dimensi yang dikenal dengan Four P’s of
Creativity, yaitu (1) kreativitas dari segi person (pribadi),
(2) kreativitas sebagai suatu process (proses) (3)
kreativitas sebagai press (pendorong) dan (4) kreativitas dari
segi product (hasil). Kreativitas melahirkan aktivitas atau
kreativitas ditunjukkan oleh adanya aktivitas. Orang yang mempunyai kreativitas
tinggi biasanya menghasilkan berbagai aktivitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta; Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Witherington, H.C. 1978. Educational Psychology, terjemahan M.
Buchori. Jakarta: Aksara Baru.
Syah, Muhibbin, 1997. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”,
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Davil H. Jonassen, Tekonologi
Pembelajaran dengan suatu pendekatan Perspektif (Construktif).
No comments:
Post a Comment