pimpinan

pimpinan

Monday, June 10, 2013

Pendekatan Pembelajaran Dari Segi Psikologi



Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak  didik dapat merima didikan dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.

Baca Selengkapnya.......
Sehingga dalam  mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam  pengajaran
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar mengajar.
Psikologis dan metode pembelajaran. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun. Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun. Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Focus Dalam pembelajaran ada beberapa aspek psikologis anak didik yang tidak bisa diabaikan atau dengan kata lain harus mendapat perhatian atau perlu diketahui. Aspek-aspek tersebut adalah persepsi, minat, sikap, motivasi dan aktivitas yang timbul atau berkembang dalam proses pembelajaran.


BAB II
PEMBAHSAN
A.    Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat  dari  pendekatannya,  pembelajaran  terdapat  dua  jenis  pendekatan,  yaitu: 
1.     Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau  berpusat  pada  siswa  (student  centered  approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
2.     Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.

1.      Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
-          Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.


Ciri-ciri pendekatan individual :
a)     Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan  memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b)    Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c)     Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d)    Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
-          Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
-          Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
a.   Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
b.   Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural.
c. Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
d.   Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
2.      Tipe-tipe pendekatan
-          Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).


-          Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
-          Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
B.    Aspek Psikologis Pembelajaran
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”.
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi.
Sumbangan Psikologi terhadap pendidikan, Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (individu) psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahan dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.  Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobyek formal perilaku manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku manusia dalam berbagai latar.
Di zaman kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi sekarang ini, para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah, diharapkan proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Sebuah obsesi bahwa pada suatu saat, mengajar atau mendidik itu menjadi suatu teknologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya. Contoh saja belajar dengan cara menyenangkan bagi siswa, kurang mendapatkan perhatian para pendidik. Sebagian besar guru mengajar dengan metode ceramah dan “menjejali” anak dengan materi pelajaran untuk mengejar target kurikulum. Akibatnya hasil pembelajaran kurang signifikan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sesuai kurikulum. Sebaiknya para tenaga pendidik mulai berbenah diri agar beberapa kompetensi guru profesional dimiliki sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
Dalam pembelajaran ada beberapa aspek psikologis anak didik yang tidak bisa diabaikan atau dengan kata lain harus mendapat perhatian atau perlu diketahui. Aspek-aspek tersebut adalah persepsi, minat, sikap, motivasi dan aktivitas yang timbul atau berkembang dalam proses pembelajaran.

1.      Persepsi
Persepsi  (perception) adalah proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila  benda yang kita ingat atau identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi organ perasaan (Drever, 1986). Persepsi merupakan suatu proses mental dengan menyederhanakan (simpify) dan  menyusun (organize) pengalaman.  Proses biasanya terjadi secara otomatis  tapi mungkin juga dipelajari secara disengaja (Stone dan Nielsen, 1982)
Persepsi merupakan penggunaan dari pikiran (sense) untuk mamandu (to guide) aksi gerak (motor action). Pengetahuan, apakah suatu cara (recipe) “tastes right” akan tergantung pada  persepsi .
Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek, yang dapat  bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang.  Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang agak stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula ( Mayor Polak, 1976 dalam Fakhruddin, 1989).
Penelitian Rosental dan Jacobson (1968) menyimpulkan bahwa persepsi guru mempengaruhi perilaku guru terhadap muridnya. Selanjutnya perilaku guru terhadap murid  menimbulkan respons tertentu dari murid terhadap guru. Akibatnya, respons murid terhadap gurupun sesuai dengan perlakuan guru tersebut yang dadasarkan pada persepsi mereka sendiri sejak awal (Satiadarma, 2001).Persepsi sesorang sewaktu-waktu dapat berubah apabila dia berkesimpulan bahwa persepsinya ternyata tidak sesuai dengan kesan yang sesungguhnya.

2.      Minat
Minat (interest) istilah yang dipakai dalam dua arti: (1) fungsional, yang menunjukkan suatu jenis pengalaman perasaan yang dihubungkan dengan perhatian terhadap objek, atau tindakan dan (2) struktural, elemen atau hal dalam sikap individu, baik merupakan bawaan  atau karena diperoleh. Oleh karena itu dia cenderung memenuhi  perasaan dalam hubungaannya dengan objek tertentu, atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek khusus atau bidang pengetahuan khusus, seperti psikologi. Apa yang disebut “ doctrine of interest” dalam pendidikan adalah teori bahwa pendidikan  harus berdasar pada minat anak, selalu mulai dari minat yang ada, dan mengembangkan minat baru berdasarkan minat yang ada (Drever, 1986).
Banyak kalangan ahli psikologi sependapat bahwa minat merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh setiap orang/ individu untuk menyukai atau tidak menyukai  sesuatu objek tertentu.  Objek minat ini berada di sekitar lingkungan kehidupan individu. Semakin sering individu berinteraksi dengan  objek minat itu,
Pelajar menjadi sukses dalam proses belajar jika ia mempunyai keinginan bawaan (innate urge). Keinginan bawaan ini membuatnya memanifestasikan minat terhadap apa yang sedang ia lakukan dan juga membuat ia senang melakukannya (Robinson, Adjai. 1980).Hakekat dan kekuatan dari minat  dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian. Kharakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan (Anastasi dan Urbina, 1998).  Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik berasal dari suatu proses. Proses itu terjadi dalam interaksi antara perserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan media. Selain itu, prestasi belajar juga diperoleh peserta didik dari dorongan atau motivasi, sikap, maupun minat terhadap objek yang dipelajari (Lindgrend, 1976).Masalah dapat merupakan tantangan dan menjadi faktor motivasi  yang kuat bagi siswa. Siswa dapat didorong untuk memecahkan masalah dan untuk mengambilkeputusan. Minat siswa juga akan cukup besar untuk  kegiatan pemecahan masalah dan mengambilan keputusan ( Sastrawijaya, 1988).

3.      Sikap
Sikap sering kali didefinisikan sebagai tendensi untuk bereaksi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sekelompok  stimuli yang ditunjuk.  Dalam istilah yang lebih objektif, konsep sikap mungkin dikatakan berkonotasi konsistensi respon dalam kaitan dengan dengan kategori-kategori stimuli (Anastasi dan Urbina, 1998).
Sikap (atttitude) adalah seerangkat pendapat, minat atau tujuan yang menyangkut harapan akan suatu jenis pengalaman tertentu, dan kesediaan dengan suatu reakasi  yang wajar; kadangkala dipakai dalam pengertian yang lebih luas, akan tetapi agak kurang tegas , spserti pada esthetic attitide, dalam pengertian suatu kecenderungan untuk menghargai atau menghasilkan karya seni (Drever, 1986).
Sikap adalah: (1) pengaruh atau penolakan, (2) penilaian, (3) suka atau tidak suka, atau (4) kepositifan atau kenegatifan  terhadap suatu objek psikologis. (Mueller, 1992). Sikap membangun komponen penting nomor satu dalam jiwa manusia.  Secara kuat sekali mempengaruhi segala keputusan kita…untuk memilih dan menerima sesuatu  (Mueller, 1992).
Sikap (attitude) didefiniskan sebagai suatu keadaan internal yang mempengaruhi individu terhadap tindakan yang terarah pada benda (objek), atau kejadian.  Sikap mempunyai dua dimensi, yaitu kecenderungan positif dan dan kecenderungan negatif. Seseorang yang menghubungkan perasaan positif terhadap objek psikologi dikatakan mempunyai  sikap positif terhadap objek itu. Sebaliknya, seseorang yang menghubungkan perasaan negatif terhadap suatu objek psikologi dikatakan mempunyai sikap negatif terhadap objek tersebut. (Gagne, 1985)
Hasil penelitian Scibeci dan Reley (1986) menunjukkan bukti bahwa terdapat hubungan antara sikap dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini juga menunjukkan persepsi  siswa terhadap pengajaran mempengaruhi sikap. Scibeci dan Reley  menyatakan bahwa persepsi para siswa terhadap pembelajaran  adalah indikator yang valid dari perilaku pengajaran (teaching behaviors), kemudian para guru yang menunjukkan  perilaku pembelajaran (instructional behaviors) dengan mendorong para siswa menjadi kreatif  dan mencoba mejadikan sains lebih mungkin mempunyai sikap positif terhdap sikap para siswa.  Sikap positif ini  kembali mempunyai pengaruh positif terhdap prestasi siswa.

4.      Motivasi
Motivasi (motivation) merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara  tertentu. Motivasi diawali oleh motif (motive), yaitu  suatu kebutuhan tertentu atau yang menimbulkan motivasi (Seifer,1991). Motivasi  adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari pengerian diatas ada tiga unsur  motivasi yang saling berkaitan, yaitu perubahan energi, perasaan dan reaksi. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri seseorang. Perubahan motivasi terjadi sebagai akibat dari perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam diri manusia. Misalnya timbulnya motif lapar sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam sistem pencernaan. Motivadi ditandai dengan timbulnya  perasaan. Mulanya perasaan ini merupakan ketegangan psikologis, kemudian menjadi suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan perilaku yang bermotif (suatu kebutuhan tertentu). Perubahan ini mungkin bisa terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Miaslnya sesorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat keluar. Kemudian, motivasi juga ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Seseorang yang termotivasi akan merespon ke arah suatu tujuan. Respon tersebut berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan perubahan energi dalam tubuh.  Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Misalnya, seseorang ingin menjadi juara maka ia akan belajar, bertanya kepada guru, membaca buku, dan mengerjakan tes dengan hati-hati.
Motivasi memiliki dua komponen, yaitu (1) komponen dalam (inner component) dan (2) komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah  perubahan dalam diri seseorang, misalnya keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luar ialah  apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah perilaku seseorang.  Dengan kata lain,  komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai.

5.       Kreativitas dan Aktivitas
Terdapat banyak pengertian kreativitas yang terkenal di antaranya yang mendifiniskan kreativitas  dalam empat dimensi yang dikenal  dengan Four P’s of Creativity, yaitu (1) kreativitas dari segi person (pribadi), (2)  kreativitas sebagai suatu process (proses) (3) kreativitas sebagai press (pendorong) dan (4) kreativitas dari segi product (hasil). Kreativitas dari segi person   mengacu pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagiproses  proses  mengacu pada suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha  menemukan hubungan-hubungan  yang baru, mendapatkan jawaban,  metode atau cara-cara baru dalam mengahadapi  suatu masalah. Kreativitas sebagai press merupakan kreativitas yang datang dari dalam diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi product  yaitu segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang  sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam berinteraksi dengan lingkungan (Satiadarma dan Waruwu, 2003).
Kreativitas melahirkan aktivitas atau kreativitas ditunjukkan oleh adanya aktivitas. Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya menghasilkan berbagai aktivitas. Pembelajaran yang berbasis pada aktivitas (active learning) akan menuntut kreativitas berpikir lebih banyak daripada pembelajaran biasa.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a.    Pendekatan individual
b.    Pendekatan kelompok
c.     Pendekatan kebermaknaan
Tipe-tipe pendekatan pembelajaran:
a.       Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
b.      Pendekatan Pembelajaran Deduktif
d.      Pendekatan Pembelajaran Induktif
                        Psikologi pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pembelajaran, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Psikologi pembelajaran sebagai bagian integral dari disiplin ilmu psikologi berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Persepsi  (perception) adalah proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu; biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila  benda yang kita ingat atau identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi organ perasaan. Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek, yang dapat  bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang. Minat merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh setiap orang/ individu untuk menyukai atau tidak menyukai  sesuatu objek tertentu.  Objek minat ini berada di sekitar lingkungan kehidupan individu. Sikap sering kali didefinisikan sebagai tendensi untuk bereaksi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sekelompok  stimuli yang ditunjuk. Sikap mengandung unsur  penerimaan atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, dan kepositifan atau kenegatifan  terhadap suatu objek psikologis. Motivasi (motivation) merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara  tertentu. Motivasi diawali oleh motif (motive), yaitu  suatu kebutuhan tertentu atau yang menimbulkan motivasi. Terdapat banyak pengertian kreativitas yang terkenal di antaranya yang mendifiniskan kreativitas  dalam empat dimensi yang dikenal  dengan Four P’s of Creativity, yaitu (1) kreativitas dari segi person (pribadi), (2)  kreativitas sebagai suatu process (proses) (3) kreativitas sebagai press (pendorong) dan (4) kreativitas dari segi product (hasil). Kreativitas melahirkan aktivitas atau kreativitas ditunjukkan oleh adanya aktivitas. Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya menghasilkan berbagai aktivitas.



DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta; Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Witherington, H.C. 1978. Educational Psychology, terjemahan M. Buchori. Jakarta: Aksara Baru.
Syah, Muhibbin, 1997. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Davil H. Jonassen, Tekonologi Pembelajaran dengan suatu pendekatan Perspektif (Construktif).

No comments:

Post a Comment