pimpinan

pimpinan

Tuesday, July 23, 2013

“ Menumbuhkan Kesadaran Kritis, Mendorong Aksi Kreatif dikalangan Pelajar ”


  1. Pendahuluan
IPM kini telah berusia lebih dari setengah abad. Ini menandakan bahwa telah banyak sejarah yang telah ditorehkan oleh IPM. Tidak hanya itu, IPM juga telah melahirkan tokoh-tokoh besar di negeri ini. Hal ini menunjukkan bahwa IPM tidak hanya berkontribusi pada Muhammadiyah tetapi juga bangsa Indonesia.
Sejak IPM lahir sampai sekarang telah banyak proses dinamika yang dialami oleh IPM. IPM sebagai gerakan Dakwah dikalangan pelajar selalu dihadapkan dengan problematika yang beragam disetiap masanya. Disaat IPM lahir IPM dihadapkan pada kandisi merebaknya ideology komunis. Diera orde baru IPM dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang melarang adanya organisasi pelajar disekolah kecuali OSIS, sehingga IPM harus merubah menjadi IRM pada tahun 1992. Pasca Reformasi IRM akhirnya kembali merubah nama menjadi IPM, pada saat inilah basis masa IPM yang sebelumnya Remaja menjadi Fokus pada Pelajar.

  1. Paradigma Gerakan IPM
Dengan tantangan yang berbeda-beda dari masa ke masa itulah mempengaruhi gerak langkah perjuangan IPM. Gerak langkah perjuangan IPM ini dikelompokkan ke dalam 3 corak yaitu corak ideologis, gerakan social, dan corak populis. IPM sebagai gerakan ideologis serta penanaman nilai-nilai keislaman serta pembentukan karakter diri kader dengan jargon 3T ( tertib ibadah, tertib beroganisasi, dan tertib belajar ). Adapun corak IPM sebagai gerakan social adalah Dalam setiap problematika masyarakat khusunya pelajar melalui Gerakan Sosial berarti menggunakan eksistensinya IPM. Dalam konteks ini massifikasi advokasi yang selama ini dilakukan IPM adalah tidak mungkin bagi IPM hanya berkutat di bangku sekolah dan di balik buku saja dalam upaya menegakkan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Tanpa terjun langsung mendampingi dan melihat realitas masyarakat secara langsung. Yang ditandai dengan jargon 3P ( Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan ) yang sering disebut oleh IPM sebagai paradigma Kritis Tranformatif.
    1. Corak Ideologis
Corak ideologis dengan 3T pada dasarnya mengajarkan kepada kita agar sebagai kader persyarikatan secara personal memegang teguh kepribadian tertib dalam beribadah, berorganisasi dan belajar. Dengan demikian kader IPM adalah kader yang berkepribadian tertib dalam ibadah, berorganisasi dan belajar.
    1. Corak gerakan social
Corak gerakan social pada dasarnya merupakan langkah lanjutan bahwa setelah membentuk pribadi yang berkarakter 3T, IPM mendorong para kadernya untuk memiliki kepekaan social, peka akan realitas dengan cara membangun kesadaran kritis.
    1. Corak populis
Corak populis merupakan Upaya agar para kader memiliki kreatifitas sehingga dalam melakukan proses perubahan dalam masyarakat selalu didengarkan dengan strategi yang kreatif, yang melahirkan Gerakan Pelajar Kreatif dengan demikian perubahan yang dilakukan tidak menimbulkan permasalahan baru.

Menumbuhkan kesadaran kritis dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada pelajar bahwa dunia bukanlah tatanan yang tertutup dan statis, realitas social tidak given (apa adanya). Artinya dunia dan realitas social dapat diubah dan kewajiban seluruh menusia sesuai kodratnya sebagai khalifah di bumi ini.
Mendorong aksi kreatif dapat dimaknai sebagai manifestasi terhadap kesadaran kritis tersebut. Oleh karena itu IPM melakukan aksi-aksi kreatif sebagai langkah untuk melakukan proses perubahan. Dengan aksi-aksi kreatif ini diharapkan IPM dapat merubah dunia menuju yang lebih baik.




  1. 3T ( Tertib Ibadah, Tertib Organisasi, dan Tertib Belajar) Merupakan Corak Ideologi
Corak Ideologis dengan 3T ( Tertib Ibadah, Tertib Organisasi, dan Tertib Belajar ) pada dasarnya mengajarkan kepada kita agar sebagai kader IPM secara personal memegang teguh kepribadian tertib dalam beribadah, berorganisasi dan belajar. Dengan demikian kader  IPM adalah kader yang berkepribadian tertib dalam ibadah, berorganisasi dan belajar.
Penanaman nilai-nilai keislaman serta pembentukan karakter diri kader dengan jargon 3T ( tertib ibadah, tertib beroganisasi, dan tertib belajar )
1.      Tertib Ibadah
Upaya untuk membina pelajar menjadi pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya: bertauhid murni, berakhlak mulia, beribadah dengan tertib, dan bermu’amalat duniawiyah sesuai ajaran Islam.
2.      Tertib Organisasi
Upaya untuk menjadi organisasi yang solid dengan system yang baik, semua aktifitas dan dinamikanya diarahkan menuju terwujudnya tujuan organisasi.
3.      Tertib Belajar
Upaya untuk membina para pelajar agar dapat menyelesaikan tugas belajar mereka dengan baik.

  1. Gerakan Kritis Tranformatif Sebagai Paradigma Gerakan Sosial
Paradigma yang bersifat structural dimana masalah social tidak berasal dari kelemahan cultural, kesalahan manusia melainkan sebagai akibat adanya ketidak adilan dalam relasi antara pelaku dalam dunia sosial kemasyarakatan.
Gerakan Kritis Tranformatif mengusung 3 jargon yaitu 3P ( Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan ).
1.      Penyadaran
Upaya memberikan penyadaran kepada setiap pelajar bahwa dunia bukanlah sesuatu yang terjadi tiba-tiba atau datang dari tuhan tetapi ada peran manusia dan juga system social yang berperan.
2.      Pemberdayaan
Upaya membangun hubungan yang partisipatoris. Setelah menyadarkan pelajar bahwa realitas dunia bukan sesuatu yang statis bukan semata-mata takdir dan bukan semata-mata kesalahan mereka kemudian yang perlu dilakukan adalah mendorong mereka agar berdaya artinya memberi kesempatan kepada mereka untuk berekspresi dan mencurahkan segala potensi.
3.      Pembelaan
Bentuk keterlibatan secara langsung dalam usaha mengubah dunia dan melakukan perubahan social.

  1. Gerakan Pelajar Kreatif sebagai Corak Gerakan Populis
Suatu kemampuan seseorang utuk melahirkan sesuatu yang baru dan unik, baik berupa gagasan maupun karya nyata bahkan dalam bentuk karya baru atau kombinasi terhadap hal-hal yang sudah ada. Dalam proses mengembangkan strategi kreatif ini ada 3 komponen yang dikembangkan yaitu person, proses dan produk. Tahap awal yang dilakukan dalam strategi ini adalah mengembangkan proses-proses kreatif. Tahap kedua melalui proses kreatif dimanfaatkan untuk menumbuhkan person-person kreatif, person-person kreatif inilah yang akan melahirkan produk-produk kreatif.

  1. Penutup
Sebagai satu kesatuan yang terpadu kiranya IPM harus memperkuat leading sector dalam menyelesaikan problematika yang ada. Leading sector inilah yang menjadi garda depan gerakan IPM. Sedangkan corak keilmuan IPM tidak lepas dari kristalisasi prinpsip Kritis Tranformatif yang menjadi patron bagi pelajar dalam menggapai realitas secara ilmiah.

No comments:

Post a Comment