- Pendahuluan
IPM kini
telah berusia lebih dari setengah abad. Ini menandakan bahwa telah banyak
sejarah yang telah ditorehkan oleh IPM. Tidak hanya itu, IPM juga telah
melahirkan tokoh-tokoh besar di negeri ini. Hal ini menunjukkan bahwa IPM tidak
hanya berkontribusi pada Muhammadiyah tetapi juga bangsa Indonesia.
Sejak IPM
lahir sampai sekarang telah banyak proses dinamika yang dialami oleh IPM. IPM
sebagai gerakan Dakwah dikalangan pelajar selalu dihadapkan dengan problematika
yang beragam disetiap masanya. Disaat IPM lahir IPM dihadapkan pada kandisi
merebaknya ideology komunis. Diera orde baru IPM dihadapkan pada kebijakan
pemerintah yang melarang adanya organisasi pelajar disekolah kecuali OSIS,
sehingga IPM harus merubah menjadi IRM pada tahun 1992. Pasca Reformasi IRM akhirnya
kembali merubah nama menjadi IPM, pada saat inilah basis masa IPM yang
sebelumnya Remaja menjadi Fokus pada Pelajar.
- Paradigma Gerakan IPM
Dengan
tantangan yang berbeda-beda dari masa ke masa itulah mempengaruhi gerak langkah
perjuangan IPM. Gerak langkah perjuangan IPM ini dikelompokkan ke dalam 3 corak
yaitu corak ideologis, gerakan social, dan corak populis. IPM sebagai gerakan
ideologis serta penanaman nilai-nilai keislaman serta pembentukan karakter diri
kader dengan jargon 3T ( tertib ibadah, tertib beroganisasi, dan tertib belajar
). Adapun corak IPM sebagai gerakan social adalah Dalam setiap problematika
masyarakat khusunya pelajar melalui Gerakan Sosial berarti menggunakan
eksistensinya IPM. Dalam konteks ini massifikasi advokasi yang selama ini
dilakukan IPM adalah tidak mungkin bagi IPM hanya berkutat di bangku sekolah
dan di balik buku saja dalam upaya menegakkan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Tanpa terjun langsung mendampingi dan melihat realitas masyarakat secara
langsung. Yang ditandai dengan jargon 3P ( Penyadaran, Pemberdayaan, dan
Pembelaan ) yang sering disebut oleh IPM sebagai paradigma Kritis Tranformatif.
- Corak Ideologis
Corak ideologis dengan 3T pada dasarnya mengajarkan kepada kita agar
sebagai kader persyarikatan secara personal memegang teguh kepribadian tertib
dalam beribadah, berorganisasi dan belajar. Dengan demikian kader IPM adalah kader yang berkepribadian tertib dalam
ibadah, berorganisasi dan belajar.
- Corak gerakan social
Corak gerakan social pada dasarnya merupakan langkah lanjutan bahwa
setelah membentuk pribadi yang berkarakter 3T, IPM mendorong para kadernya
untuk memiliki kepekaan social, peka akan realitas dengan cara membangun
kesadaran kritis.
- Corak populis
Corak populis merupakan Upaya agar para kader memiliki kreatifitas
sehingga dalam melakukan proses perubahan dalam masyarakat selalu didengarkan
dengan strategi yang kreatif, yang melahirkan Gerakan Pelajar Kreatif dengan
demikian perubahan yang dilakukan tidak menimbulkan permasalahan baru.
Menumbuhkan kesadaran kritis dilakukan dengan
memberikan pemahaman kepada pelajar bahwa dunia bukanlah tatanan yang tertutup
dan statis, realitas social tidak given (apa adanya). Artinya dunia dan
realitas social dapat diubah dan kewajiban seluruh menusia sesuai kodratnya
sebagai khalifah di bumi ini.
Mendorong
aksi kreatif dapat dimaknai sebagai manifestasi terhadap kesadaran kritis
tersebut. Oleh karena itu IPM melakukan aksi-aksi kreatif sebagai langkah untuk
melakukan proses perubahan. Dengan aksi-aksi kreatif ini diharapkan IPM dapat
merubah dunia menuju yang lebih baik.
- 3T ( Tertib Ibadah, Tertib Organisasi, dan Tertib Belajar) Merupakan Corak Ideologi
Corak Ideologis dengan 3T ( Tertib Ibadah, Tertib
Organisasi, dan Tertib Belajar ) pada dasarnya mengajarkan kepada kita agar
sebagai kader IPM secara personal memegang teguh kepribadian tertib dalam
beribadah, berorganisasi dan belajar. Dengan demikian kader IPM adalah
kader yang berkepribadian tertib dalam ibadah, berorganisasi dan belajar.
Penanaman
nilai-nilai keislaman serta pembentukan karakter diri kader dengan jargon 3T (
tertib ibadah, tertib beroganisasi, dan tertib belajar )
1.
Tertib Ibadah
Upaya untuk membina pelajar menjadi pribadi-pribadi muslim yang
sebenar-benarnya: bertauhid murni, berakhlak mulia, beribadah dengan tertib,
dan bermu’amalat duniawiyah sesuai ajaran Islam.
2.
Tertib Organisasi
Upaya untuk menjadi organisasi yang solid dengan system yang baik, semua
aktifitas dan dinamikanya diarahkan menuju terwujudnya tujuan organisasi.
3.
Tertib Belajar
Upaya untuk membina para
pelajar agar dapat menyelesaikan tugas belajar mereka dengan baik.
- Gerakan Kritis Tranformatif Sebagai Paradigma Gerakan Sosial
Paradigma yang bersifat structural dimana masalah
social tidak berasal dari kelemahan cultural, kesalahan manusia melainkan
sebagai akibat adanya ketidak adilan dalam relasi antara pelaku dalam dunia sosial
kemasyarakatan.
Gerakan Kritis Tranformatif mengusung 3 jargon yaitu
3P ( Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan ).
1.
Penyadaran
Upaya memberikan penyadaran kepada setiap pelajar bahwa dunia bukanlah
sesuatu yang terjadi tiba-tiba atau datang dari tuhan tetapi ada peran manusia
dan juga system social yang berperan.
2.
Pemberdayaan
Upaya membangun hubungan yang partisipatoris. Setelah menyadarkan pelajar
bahwa realitas dunia bukan sesuatu yang statis bukan semata-mata takdir dan
bukan semata-mata kesalahan mereka kemudian yang perlu dilakukan adalah
mendorong mereka agar berdaya artinya memberi kesempatan kepada mereka untuk
berekspresi dan mencurahkan segala potensi.
3.
Pembelaan
Bentuk keterlibatan secara langsung dalam usaha mengubah dunia dan
melakukan perubahan social.
- Gerakan Pelajar Kreatif sebagai Corak Gerakan Populis
Suatu kemampuan seseorang utuk melahirkan sesuatu yang
baru dan unik, baik berupa gagasan maupun karya nyata bahkan dalam bentuk karya
baru atau kombinasi terhadap hal-hal yang sudah ada. Dalam proses mengembangkan strategi kreatif ini
ada 3 komponen yang dikembangkan yaitu person, proses dan produk. Tahap awal
yang dilakukan dalam strategi ini adalah mengembangkan proses-proses kreatif.
Tahap kedua melalui proses kreatif dimanfaatkan untuk menumbuhkan person-person
kreatif, person-person kreatif inilah yang akan melahirkan produk-produk
kreatif.
- Penutup
Sebagai satu kesatuan yang terpadu kiranya IPM harus
memperkuat leading sector dalam menyelesaikan problematika yang ada. Leading
sector inilah yang menjadi garda depan gerakan IPM. Sedangkan corak keilmuan
IPM tidak lepas dari kristalisasi prinpsip Kritis Tranformatif yang menjadi
patron bagi pelajar dalam menggapai realitas secara ilmiah.

No comments:
Post a Comment