Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya
berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah
tropis dikenal sebagai kawasan
hutan belukar yang bukan saja menyimpan
berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru
dunia.
1. Persebaran
flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh
yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara
terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi
Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis tumbuhan
berdasarkan ketinggian tempat.
Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan
Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang
di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan
kralsifikasi garis wallace. Menurut klasifikasi ini Indonesia memiliki dua
sebaran hewan, yaitu:
- di bagian barat merupakan daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia
- di bagian timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua Australia.
Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe
fauna, yaitu: tipe Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada
perkembangannya Garis Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih
detil. Ahli binatang lain ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna
Australia dengan menggunakan garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter
sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Dan Persebaran Flora Dan Fauna
Pola
persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di
bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur
faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi,
faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena
pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu
Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia.
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia.
Begitu
pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan
pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan
fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan
penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman
es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya
permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian
terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera
terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir
Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
B.
Faktor-Faktor
Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a.
Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya
keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap
kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat
diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna
untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah
tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan
curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.
b.
Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur
kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah
berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
c.
Air
Air mempunyai peranan yang penting
bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang
diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah
hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di
wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman
tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah
hujannya.
d.
Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi
umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya
ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas
permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar
0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah
tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah
tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap
jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di
daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan
kering.
C.
Pengkelompokan
Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia
Persebaran flora dan fauna di Indonesia di
bagi berdasarkan garis weber dan wallace berikut gambar petanya :
Fauna dan flora Indonesia barat dengan
Indonesia tengah di batasi oleh garis wallace. Sedangkan flora dan fauna
indonesia tengah dengan indonesia timur di batasi oleh garis weber.
Persebaran Fauna di Indonesia
Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia
Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan
hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan
langka sehingga perlu dilindungi.
Fauna di Indonesia di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Fauna Indonesia barat
Fauna Indonesia barat adalah
berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat
sebagai berikut.
2. Fauna Indonesia tengah
Fauna
yang terdapat di Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna
australis. Selain itu juga terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia
tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan
Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah sebagai berikut.
3. Fauna Indonesia timur
Fauna
Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan
pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis. Berikut
ini fauna Indonesia timur
Persebaran Flora di Indonesia
1.
Flora Indonesia barat
Flora
Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki
persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Jenis-jenis
tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus, kamper,
meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni,
beringin, pinang,dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau,
pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan, salak,
bambu, karet, kelapa
sawit, dan rotan nangka,
tumbuhan jamu, jarak, kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat,
rambutan, dan durian
2.
Flora Indonesia tengah
Flora Indonesia tengah
meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat
padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan ada pula stepa dan sabana,
Sabana adalah padang rumput
yang diselingi oleh ditumbuhi pohon-pohon perduatau semak belukar. Sabana
banyak terdapat di Nusa Tengga Barat dan NusaTenggara Timur, yang curah
hujannya tidak tinggi. Di daerah ini ternak dikembangbiakkan secara bebas.
Karena itu daerah ini merupakan penghasil ternak,seperti sapi, kambing dan
kuda. Sedangkan stepa adalah Stepa adalah padang rumput yang relatif luas tanpa
adanya pohon-pohon perdu atausemak belukar. Daerah ini dijumpai di dataran yang
sangat sedikit curah hujannyaseperti di Nusa Tenggara Timur
Penyebabnya adalah curah
hujan yang rendah. Jenis tumbuh tumbuhan atau flora Indonesia tengah adalah
sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis
bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga
anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan
anggrek markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat, cengkeh, salak, dan
jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih
3.
Flora Indonesia timur
Flora
Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua
adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah
dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau. Daerah ini termasuk
kawasan Flora Australis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia meliliki
keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia bagian barat, tengah dan timur
akibat pengaruh keadaan alam, rintangan alam dan pergerakan hewan di alam
bebas. Ketiga wilayah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas keragaman
binatang dan tanaman yang ada di alam bebas.
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1.
Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
2.
Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
3.
Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :
Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :
Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment