A.
Latar Belakang
Dalam
menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/kayakinan
kepada allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di
dasari dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi
Islam yang membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang
ketuhanan. Teologi Islam ini sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam
menjalani kehidupan ini kita mengetahaui dan menjadi Idealnya orang Islam. Dalam
kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai perbedaan-perbedaan pemikiran dan
aqidah yang mengiringi, dan kita harus pandai dalam memilih dan memilahnya
dengan berlandaskan Al-qur’an dan Al-hadist. Perlu kita mengingat apa yang
pernah di katakan oleh Rasulullah bahwa “ umatku akan berpecah menjadi tujuh
pulu tiga dan hanya satu yang benar.”
Perbedaan
pemikiran tersebut membuat mereka saling menyalahkan, antara lain yang
kita ketahui adalah: Ahlussunnah Wal Jama’ah, Mu’tazilah Qodariyah dll. Yang
semuanya memiliki pendapat masing-masing tentang Tauhid/keyakinan atau tentang
hal ketuhanan. Dan kita sebagai orang yang memegang agama allah harus
mengetahui manakah pemikiran yang benar dal yang salah, dalam memandangnya kita
harus berpegang teguh pada Al-qur’an dan Al-hadist. Hal ini merupakan hal
penting yang harus di pelajari agar apa yang menjadi keyakinan kita tentang
Allah tidak salah, dan seaandainya apabila keyakinan kita salah tentang-Nya
maka kita bisa saja kita di anggap orang keluar agama Islam.
Sebelum
mengenal teologi Islam, kita terlebih dahulu mengenal istilah atau ilmu
filsafat islam dan tasawuf. Dan kesemuanya itu memiliki hubungan khusus. Dalam
makalah ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai studi teologi islam baik
meliputi Pengertian teologi islam, Ruang lingkup studi islam, Sumber-sumber
Teologi Islam, dll.
Baca Selengkapnya.....
Baca Selengkapnya.....
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari teologi Islam
2. Apa
ruang lingkup teologi Islam
3. Apa
sumber-sumber pembahasan teologi Islam
4. Apa
metode pembahasan studi teologi Islam
5. Apa
hubungan ilmu teologi, filsafat Islam dan tasawuf
6. Apa
manfaat studi teologi Islam
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui apa pengertian dari teologi Islam
b.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dalam teologi
Islam
c.
Dapat mengetahui sumber-sumber pembahasan teologi Islam
d.
Agar mengetahui metode pembahasan dalam studi teologi
Islam
e.
Mengetahui hubungan antara ilmu teologi, filsafat
Islam dan tasawuf
f.
Dapat mengetahui manfaat dari studi teologi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teologi Islam
Teologi
dari segi etimologi berasal dari bahsa yunani yaitu theologia. Yang
terdiri dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya
ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan . menurut William L. Resse,
Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang artinya discourse
or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang tuhan) dengan
kata-kata ini Reese lebih jauh mengatakan, “teologi merupakan disiplin ilmu
yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu
pengetahuan. Gove mengatkan bahwa teologi merupakan penjelasan tentang
keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama secara rasional.[1]
Sedangkan menurut Fergilius Ferm “the discipline which consern God (or yhe
divine Reality)and God relation to the word (pemikiran sistematis yang
berhubungan dengan alam semesta). Dalam ensiklopedia everyman’s di sebutkan
tentang teologi sebagai science of religion, dealing therefore with god, and
man his relation to god (pengetahuan tentang agama, yang karenanya
membicarakan tentang tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan tuhan).
Disebutkan dalam New English Dictionary, susunan Collins, the science
treats of the facts and phenomena of religion and the relation between
God and men (ilmu yang membahs fakta-fakta dan gejala-gejala agama dan
hubungan-hubungan antara tuhan dan manusia.[2]
Sedangkan
pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan.
Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan
segala sesuatu yang berkait dengan-NYA secara rasional. Muhammad Abduh :
“ tauhid adalah ilmu yang membahas tentang
wujud Allah, tentang sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh
disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sma sekali wajib di lenyapkan dari
pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan mereka,
meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan kepada
diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka”.[3]
Kalau
melihat definisi pertama dapat di pahami bahwa Muhammad Abduh lebih menekankan
pada Ilmu Tauhid/Teologi yaitu pembahasan tentang Allah dengan segala
sifat-Nya, Rasul dan segala sifat-Nya, sedang yang kedua menekankan pada metode
pembahsan, yaitu dengan menggunakan dalil-dali yang meyakinkan.
B.
Ruang Lingkup Studi Teologi Islam
Aspek
pokok dalam kajian ilmu Teologi Islam adalah keyakinan akan eksistensi Allah
yang maha sempurna, maha kuasa dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya.
Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan yang pokok adalah:
1. Hal-hal
yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering disebut dengan istilah Mabda.
Dalam bagian ini termasuk Tuhan dan hubungannya dengan alam semesta dan
manusia.
2. Hal
yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara manusia dan Allah
atau disebut pula wasilah meliputi: Malaikat, Nabi/Rosul, dan kitab-kitab suci.
3. Hal-hal
yang berhubungan dengan sam’iyyat (sesuatu yang diperoleh melalui lewat sumber
yang meyakinkan, yakni Al-Quran dan Hadits, misalnya tentang alam kubur, azab
kubur, bangkit di padang mahsyar, alam akhirat, arsh, lauhil mahfud, dll).
Didalam
sejarah perkembangannya, Teologi islam pada mulanya berkembang dari: pertama,Kedua, menjadi ilmu teologi. Sebagai sebuah ilmu, teologi
merupakan ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan-Nya. Dan ketiga, menjadi teologi aksiologi. Sebagai
sebuah aksiologi teologi, merupakan upaya memahami doktrin agama secara
mendalam untuk mengadvokasi berbagai permasalahan ketimpangan sosial.
sebagai metodologi teologi. Sebagai sebuah metodologi teologi merupakan suatu
cara untuk memahami doktrin agama melalui pendekatan wahyu dan pemikiran
rasionalnya.
Wilayah
pembahasan teologi Islam secara ilmiyah, dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu: pertama, teologi islam klasik teoritik. Disiplin ilmu
ini, hanya membahas secara teoritik aspek-aspek ketuhanan dan berbagai
kaitan-Nya. Kedua, teologi islam kontemporer praktik. Disiplin ilmu ini,
secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan sunnah-sunnah Rasul-Nya yang nilai
doktrinnya mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial. Teologi kedua ini dapat
dikembangkan lagi menjadi tiga kategori: pertama, Teologi Lingkungan; kedua,
Teologi Pembebasan; dan ketiga, Teologi Sosial.
Ketiga
teologi Islam ini, merupakan teologi-teologi yang membahas aspek-aspek
ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya, untuk mengadvokasi obyek formal teologi itu.
Seperti teologi lingkungan maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam
doktrin-doktrin agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya
mengadvokasi permasalahan alam semesta. Disini dapat dikaji lebih luas lagi
dengan menampilkan kajian seperti: teologi pemelihara lingkungan, teologi
sampah, teologi banjir, dan yang sebangsanya. Teologi Transformatif. Maksudnya
yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan argumen
rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan perubahan. Disini
dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi
pembebasan, teologi pos modernisme, teologi sains, dan yang sebangsanya. Dan
Teologi Sosial. Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin
agama islam dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi
permasalahan kemasyarakatan.
Dalam
mengembangkan kajian dalam bidang ilmu teologi Islam, maka berbagai
metodologi/pendekatan penelitiannya, dapat menggunakan beragam metodologi
penelitian. Hal ini disesuaikan dengan aspek teologi apa (aspek tokoh teologi,;
karya-karya para teolog; gagasan atau ide para teolog; sejarah perkembangan
(tokoh-tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog); pengaruh timbal balik
antar tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog dengan ipoleksosbudagama;
perbandingan (tokoh, karya-karya, dan gagasan); dan selain hal yang tersebut
didepan) yang akan diteliti oleh para pengkajinya.
C.
Sumber-sumber Pembahasan Teologi Islam
Adapun
sumber pembahasan yang digunakan untuk membangun Ilmu Teologi Islam menggunakan
beberapa sumber, yaitu:[4]
1. Sumber
yang ideal
Yang
dimaksud dengan sumber ideal adalah Qur’an dan Hadits yang didalamnya dapat
memuat data yang berkaitan dengan objek kajian dalam Ilmu Tauhid. Misalnya,
telah dimaklumi dalam ajaran agama, bahwa semua amal sholeh yang dilakukan oleh
ketulusan hanya akan diterima oleh Allah SWT apabila didasari dengan akidah
islam yang benar. Karena penyimpangan dari akidah yang benar berarti
penyimpangan dari keimanan yang murni dari Allah. Dan penyimpangan dari
keimanan berarti kekufuran kepada Allah SWT. Sedangkan Allah tidak akan
menerima amal baik yang dilakukan oleh orang kafir, berapapun banyaknya amal
yang dia kerjakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã
Ìök¤¶9$# ÏQ#tysø9$# 5A$tFÏ% ÏmÏù ( ö@è% ×A$tFÏ% ÏmÏù ×Î6x. ( <|¹ur `tã È@Î6y «!$#
7øÿà2ur
¾ÏmÎ/ ÏÉfó¡yJø9$#ur
ÏQ#tyÛø9$# ßl#t÷zÎ)ur ¾Ï&Î#÷dr& çm÷YÏB
çt9ø.r&
yYÏã «!$#
4 èpuZ÷GÏÿø9$#ur
çt9ò2r&
z`ÏB
È@÷Fs)ø9$#
3 wur
tbqä9#tt
öNä3tRqè=ÏG»s)ã
4Ó®Lym
öNä.rãt `tã öNà6ÏZÏ ÈbÎ)
(#qãè»sÜtGó$#
4 `tBur ÷Ïs?öt
öNä3ZÏB `tã ¾ÏmÏZÏ
ôMßJusù
uqèdur
ÖÏù%2 y7Í´¯»s9'ré'sù
ôMsÜÎ7ym
óOßgè=»yJôãr& Îû $u÷R9$#
ÍotÅzFy$#ur
( y7Í´¯»s9'ré&ur
Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$#
( öNèd
$ygÏù
crà$Î#»yz
ÇËÊÐÈ
“Barangsiapa yang
murtad diantara kamu dari agamanya, lau dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.” (QS. Al- Baqoroh : 217)
2.
Sumber
Historik
Sumber
historis adalah perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu
tauhid, baik yang terdapat dalam kalangan internal umat islam maupun pemikiran
eksternal yang masuk kedalam rumah tangga islam. Sebab, setelah Rosulullah saw
wafat, islam menjadi tersebar, dan ini memungkinkan umat islam berkenalan
dengan ajaran-ajaran, atau pemikiran-pemikiran dari luar islam, misalnya dari
Persia dan Yunani.
Pemikiran
yang berkembang dalam kalangan internal umat islam, antara lain:
1. Pelaku
dosa besar. Masalah yang muncul, apakah masih ddihukumi sebagai mukmin atau
tidak.
2. Al-Quran
wahyu Allah. Apakah ia makhluk atau bukan, atau dengan kata lain, apakah
Al-Quran itu qadim atau hudus (baru).
3. Melihat
Tuhan Allah. Apakah itu di dunia atau di akhirat, atau di akhirat saja, dan
apakah dengan mata kepala ataukah dengan hati saja.
4. Sifat-sifat
Tuhan. Apakah Tuhan memiliki sifat-sifat zati dan sifat af’al (menurut konsepsi
al-sanusi,sifat-sifat ma’nawiyah), ataukah Dia tidak layak diberi sifat-sifat
tersebut.
5. Kepemimpinan
setelah Rosulullah wafat, apakah ia harus dipegang oleh suku Qurays saja
, atau apakah nabi Muhammad saw meninggalkan wasiat bagi seseorang dari
ahlul bait untuk memimpin umatnya ataukah tidak atau bahwa pemimpin itu harus
dipilih berdasar musyawaroh, atau menurut keputusan ahlul hall wal aqdi.
6. Takwil
terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Apakah diperbolehkan mengadakan takwil atau
tidak. Misalnya:
wur
äíôs?
yìtB
«!$#
$·g»s9Î)
tyz#uä ¢ Iw tm»s9Î) wÎ)
uqèd
4 @ä.
>äóÓx«
î7Ï9$yd wÎ)
¼çmygô_ur 4 ã&s! â/õ3çtø:$#
Ïmøs9Î)ur
tbqãèy_öè? ÇÑÑÈ
“Janganlah kamu
sembah disamping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Qashas : 88)
Pemikiran
eksternal yang masuk kedalam rumah tangga Islam saat itu, dan melahirkan
persoalan teologi yang berkenaan dengan perbuatan baik dan buruk. Apakah Tuhan
Allah menciptakan baik dan yang terbaik saja (al-salah wa al aslah)
untuk manusia? Atau, Tuhan wajib menciptakan yang baik dan yang terbaik saja
bagi manusia sebab jika tidak demikian maka Dia tidak adil (dhalim), dan
itu mustahil bagi-Nya. Pendapat diatas diteruskan dengan pendapatnya, bahwa
Tuhan tidak menciptakan yang jahat. Jahat dan buruk, pada hakikatnya, ciptaan
manusia sendiri dan dia harus bertanggung jawab atas kejahatan yang
dilakukannya. Seperti, pemikiran dari Zoroaster dan filsafat Yunani. Ini yang
pada saat itu nampaknya lebih domonan dibanding dari pemikiran-penikiran
lainnya.
D.
Metode Pembahasan Studi Teologi islam
Ada dua metode atau
cara pembahasan Ilmu Tauhid, yakni:
1. Menggunakan
dalil naqli
Pada
dasarnya inti pokok ajara Al-Quran adalah tauhid, nabi Muhammad saw diutus
Allah kepada umat manusia adalah juga untuk mendengarkan ketauhidan tersebut,
karena itu ilmu tauhid yang terdapat didalam Al-Quran dipertegas dan diperjelas
oleh Rosulullah saw dalam haditsnya. Penegasan Allah dalam Al-Quran yang
mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa antara lain:
ö@è%
uqèd
ª!$#
îymr&
ÇÊÈ ª!$#
ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9
ô$Î#t
öNs9ur
ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur
`ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr&
ÇÍÈ
“Katakanlah “Dia-lah Allah, yang Maha Esa; Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan diperanakkan.
Dan tidak ada serangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Keesaan
Allah SWT tidak hanya pada zat-nyatapi juga esa pada sifat dan af’al
(perbuatan)-Nya. Yang dimaksud Esa pada zat adalah Zat Allah itu tidak tersusun
dari beberapa bagian. Esa pada sifat berarti sifat Allah tidak sama dengan
sifat-sifat yang lain dan tak seorangpun mempunyai sifat sebagaimana sifat
Allah SWT.
1. Menggunakan
Dalil Aqli
Penggunaan
metode rasional adalah salah satu usaha untuk menghindari keyakinan yang
didasarkan atas taklid saja. Seperti telah disebutkan dalam pembahasan
terdahulu bahwa iman yang diperoleh secara taklid mudah terkena sikap ragu-ragu
dan mudah goyah apabila berhadapan dengan hujjah yang lebih kuat dan lebih
mapan. Karena itu ulama sepakat melarang sikap taklid didalam beriman. Orang
harus melakukan nalar dan penalaran baik dengan memakai dalil aqli maupun dalil
naqli. Didalam Al-Quran banyak ditemukan ayat yang mengkritik sikap taklid ini,
antara lain:
#sÎ)ur @Ï% óOçlm;
(#öqs9$yès? 4n<Î)
!$tB
tAtRr& ª!$#
n<Î)ur ÉAqß§9$#
(#qä9$s%
$uZç6ó¡ym $tB $tRôy`ur Ïmøn=tã
!$tRuä!$t/#uä 4 öqs9urr& tb%x. öNèdät!$t/#uä w
tbqßJn=ôèt $\«øx© wur
tbrßtGöku ÇÊÉÍÈ
“apabila dikatakan kepada mereka, marilah mengikuti apa yang
diturunkan Allah dan mengikuti Rosul-Nya. Mereka menjawab, cukuplah bagi kami
apa yang kita dapatkan dari bapak-bapak kami, meskipun bapak-bapak mereka
tidakmengetahui apa-apa (tidak punya hujjah yang kuat) dan tidak mendapat
petunjuk”. (QS Al- Maidah : 104)
Ayat
ini mengandung kritikan terhadap sikap yang hanya ikut-ikutan sedangkan nenek
moyang yang diikutinya tidak memiliki hujjah yang kuat bagi keyakinannya. Dalam
hukum akal dijelaskan, apabila kita menerima suatu keterangan, maka akal kita
tentu akan menerima dengan salah suatu pendapat atau keputusan hukum, seperti:
1. Membenarkan
dan mempercayainya (wajib aqli)
2.
Mengingkari dan tidak mempercayainya (muhal atau
mustahil)
3.
Memungkinkan (jaiz)
Adapun
dalam hal keyakinan, teori keyakinan membagi tipe keyakinan ada tiga, yaitu:
1. Keyakinan
itu ada dua, sentral dan periferal,
2. Makin
sentral sebuah keyakinan, ia makin dipertahankan untuk tidak berubah,
3. Jika
terjadi perubahan pada keyakinan sentral, maka sistem keyakinan yang lainnya
akan ikut berubah.
E.
Hubungan Ilmu Teologi, Filsafat Islam dan Tasawuf
Teologi
Islam sebagai sebuah disiplin ilmu yang subjek matternya adalah ketuhanan,
berada satu rumpun dengan disiplin ilmu pemikiran dalam islam (Teologi Islam,
Filsafat dan Tasawuf), memiliki hubungan yang dapat di klasifikasikan dalam:
1. Dalam
argumentasinya filasafat dibangun di atas dasar logika, sehingga hasil kajianya
spekulatif. Sedangkan ilmu Teologi sebagai ilmu yang menggunakan logika di
samping argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan
keyakinan-keyakinan agama yang sangat tampak nilai apologinya. Teologi berisi
keyakinan kebenaran agama yang di pertahankan melalui argumen-argumen rasional.
Ilmu Tasawuf adalahh ilmu yang lebih menekankan rasa, intuisi, atau ilham dan
inspirasi yang datang dari tuhan pada rasio sehingga bersifat subyektif.
2. Di
pandang dari obyek kajianya ilmu teologi adalah ketuhanan dan segala sesuatu
yang berkaitan denganya. Filsafat mengkaji masalah ketuhanan di samping masalh
alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara kajian tasawuf adalah
tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan pada-Nya. Di pandang dari hal ini ketiga di
siplin ilmu ini membahas maslah tentang ketuhanan.
3. Dalam
masalah kebenaran, ilmu teologi dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan denganya. Filsafat dengan wataknya
sendiri,berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia atau
tentang tuhan. Tasawuf dengan metodenya juga berusaha menghampiri kebenaran
yang berkaitan dengan perjalanan spritual.
4. Di
lihat dari aspek aksiologi, teologi berperan sebagai ilmu yang mengajak orang
yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal tuhan secara rasional.
Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang
mempuyai rasio secara prima untuk mengenal tuhan secara lebih bebas melalui
pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya langsung. Sedangkan tasawuf
lebih berperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada oarnga telah melepaskan
rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang di carinya, selain itu
tasawuf berfungsi muatan rohaniah terhadap teologi dan filsafat.
tapi,
sebagian orang memandang ketiganya memiliki jenjang tertentu. Pertam ilmu
teologi islam, kemudian filsafat dan tasawuf. Jadi merupaka kekeliruan jika
dialektika kefilsatan atau tasawuf teoretis diperkenalkan kepada masyarakat
awam karena akan berdampak pada terjadinya rational jaumping.
F.
Manfaat Studi Teologi Islam
Teologi
Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi Islam dan pemahamanya harus ada
dalam diri seseorang manusia yang beriman. Sedangkan iman itu di
nyatakan pertama nutqun bil lisan (menyatakan keislam secaralisan)
harus berlandaskan ilmu yang kuat yang di antaranya adalah ilmu kalam ini.
Kedua, a’malu bil arkan(melaksanakan keislaman secara fisik) dengan
berlandaskan ilmu yang hak di antaranya ilmu fiqh. Ketiga tashdiqu bil qolbi
(membenarkan islam dengan hatinya). Harus berpangkkal dengan ilmu batin
yang benar dan yang membenarkan adalah iomu tasawuf. Dari itu, mempelajari ilmu
teologi sangat urgen karena dapat memberikan landasan kuat bagi kebenaran
kayakinan keberislaman atau keberagamaan seseorang. Dalam hal ini menjadi
kekuatan keimanan seseorang muslim.
Aspek
lain, ketuhanan merambah dan mengisi pada berbagai organisasi tertentu sehingga
menyebabkan timbulnya konflik, dengan ilmu teologi ini mengkaji tentang
kebenaran tentang ketuhanan sehingga konflik tersebut dapat di atasi, dan tidak
mendiskriminasikan antara satu aliran dengan aliran yang lain.
Akhir-akhir
ini, teologi islam sebagai sebuah aksiologi, telah banyak di tulis. Tulisan itu
di maksudkan mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial baik aspek sosial
keperempuan, seperti teologi gender dll. Dengan teologi ini di harapkan
ketimpangan sosial yang terjadi dapat tereleminasi atau kalo mungkin teratasi
secara baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-
Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan
dan segala sesuatu yang berkait dengan-Nya
-
Ruang lingkupnya, Hal-hal yang berhubungan dengan Allah
SWT atau yang sering disebut dengan istilah Mabda, berkenaan dengan
utusan Allah dan sam’iyyat.
-
Teologi Islam berdasarkan Al-qur’an, Al-hadist dan
sumber historis (perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu
tauhid)
-
Dengan mempelajari Teologi Islam ini di harapkan agar
mengetahui kebenaran-kebenaran yang menjadi dan kebenaran tentang
ketuhanan dan ketimpangan sosial yang terjadi dapat tereleminasi atau
kalau mungkin teratasi secara baik dan benar.
B. Saran
Sudah
sepantasnya kita sebagai orang Islam mengethui adanya aliran-aliran dalam
Islam, dan mungkin makalah sangat cocok bagi kita untuk di jadikan sebagai
pegangan dalam pembelajaran tentang ilmu kalam atau tentang ketuhanan, apalagi kita
brada di ingkungan bebas yang di situ banyak aliran-aliran dan pemikiran
menyimpang.
Daftar Pustaka
Sarkowi, Teologi Islam Klasik,
ReSIST Literacy, Malang Cet I 2010.
Rozak, Abdul. Anwar,Rosihan, Ilmu
Kalam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2006.
Majdid Fakhry, The History of Islsmic
Philoshopy, Columbia university, press Netwyor ,1983.
Hanafi Ahmad, Pengantar Teologi Islam, Pustaka
Alhusna Baru, Jakarta 2003.
Abduh, Muhammad, Terj Risalah tauhid,
Firdaus A.N, Bulan Bintang, jakarta 1979,
No comments:
Post a Comment