Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan atauplanning dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi
komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan menajemen
komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini
harus mampu menunjukkan bagaimana operasional praktis yang harus dilakukan,
dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada
situasi dan kondisi.
1. Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi, kita
perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut.
Sudah tentu ini tergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya
sekedar mengetahui ataukah agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Apapun
tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Faktor kerangka referensi
Kerangka referensi seseorang
terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan,
cita-cita, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain.
b. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksud situasi disini adalah
situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan.
Situasi yang bisa menghambat komunikasi harus bisa diantisipasi sebelumnya.
Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis komunikan pada
saat ia sedang menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
jika komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar.
2. Pemilihan media komunikasi
Media komunikasi sangat banyak
jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk mencapai
sasaran komunikasi, kita bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa
media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan,
dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media
komunikasi tidak dapat ditegaskan dengan pasti, sebab masing-masing pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan
tertentu. Ini menentukan teknik yang akan diambil.
4. Peranan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor yang penting dalam diri
komunikator bila ia melakukan komunikasi, yaitu daya tarik sumber dan
kredibilitas sumber.
a. Daya tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil
dalam komunikasi (mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan) melalui
mekanisme daya tarik, yakni ketika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut
serta dengannya. Dengan kata lain, komunikan merasa memiliki kesamaan dengan
komunikator sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan
komunikator.
b. Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan
komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan profesi keahlian yang dimiliki seorang
komunikator.
Berdasarkan kedua faktor tersebut
seorang komunikator dalam menghadapi komunikan, haruslah bersikap empatik,
yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan
dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia
berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit,
kecewa, dan sebagainya.
Komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan pebelajar dan pembelajar dalam
bentuk timbal balik berupa pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan
baik secara fisik maupun secara mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan
pembelajar mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah
dilakukan. Keefektifan komunikasi menunjuk kepada kemampuan orang untuk
menciptakan suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui
bahwa penerima menginterprestasikan
sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Selain itu keefektifan pembelajaran
sangat ditentukan oleh adanya perhatian dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan
model “AIDA singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat),Desire (hasrat),dan Action (kegiatan)”. Maksudnya agar terjadi
kegiatan pada diri pebelajar sebagai komunikan, maka terlebih dahulu harus
dibangkitkan perhatian dan minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian
bahan. Dengan demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga
walaupun persepsinya tidak terlalu sama dalam menerima pesan tetapi
perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiap orang akan
menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai dengan karakternya
masing-masing.
Komunikasi yang jelas dalam sebuah
pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita bersama-sama
memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap
pembelajaran yang kita laksanakan.
Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran yang
efektif, yaitu:
1. Penggunaan terminologi yang tepat
2. Presentasi yang sinambung dan runtut
3. Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan
4. Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran
5. Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah
laku komunikasi nonverbal.
A.
Hambatan dalam Komunikasi
Pendidikan
Subjek gangguan (noise) adalah
sesuatu yang paling membatasi efektifitas penyampaian pesan. Ada dua jenis
gangguan utama dalam komunikasi, yaitu gangguan semantik dan saluran. Hasil
dari gangguan itu sama yakni menyusutkan arti saat terjadi penyampaian pesan.
1. Gangguan saluran (channel noise). Gangguan jenis ini
meliputi setiap gangguan yang memepengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan.
Bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi diantara sumber dan audience. Misalnya, seseorang berbicara dalam
sebuah ruangan ditengah pembicaraan lainnya, suara pintu tertutup, dan gangguan
lain seperti itu yang dapat menghalangi penyampaian informasi.
2. Gangguan semantik. Gangguan jenis ini terjadi karena salah
menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis kegiatan komunikasi sering terjadi
kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim
dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti
ketika dikirimkan.
Sumber gangguan semantik sebagai berikut:
a. Kata-kata terlalu sukar , masalahnya terlalu sukar dimengerti
oleh penerima.
b. Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang
digunakan antara pengirim dan penerima pesan, yakni penerima pesan berpikir
bahwa kata yang dimaksud menunjukkan pada sesuatu yang berbeda dengan yang
dimaksud oleh pengirimnya.
c. Pola kalimat yang membingungkan penerima pesan.
d. Perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan, yakni
intonasi, gerak mata, tangan, atau bagian badan lainnya.
Marhaeni Fajar mengklasifikasikan hambatan komunikasi
sebagai berikut:
1. Hambatan dari proses komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional, sehingga mempengaruhi motivasi yaitu
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan, atau
kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian atau symbol,
hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
memiliki arti lebih dari satu, symbol yang dipergunakan antara si pengirim
dengan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan
media komunikasi.
d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada
saat menerima atau mendengarkan pesan, atau tidak mencari informasi lebih
lanjut.
e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, atau
tidak jelas, dan sebagainya.
2. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, misalnya:
a.
Gangguan kesehatan
b. Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
3. Hambatan semantik
Kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yag berbeda, tidak jelas, atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dengan penerima pesan.
4. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi.
Dalam musibah, misalkan, menimbulkan trauma yang
sangat tinggi pada korbannya, sehingga pada saat diajak komunikasi menjadi
tidak nyambung. Selain itu juga karena masalah prasangka, yang merupakan
penilaian sejak awal dalam
diri komunikan terhadap komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu besar dan
negatif, sehingga menjadi hambatan berat dalam komunikasi.
No comments:
Post a Comment