pimpinan

pimpinan

Monday, October 31, 2016

Strategi untuk Meningkatkan Efektifitas dalam Komunikasi Pendidikan

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan atauplanning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan menajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasional praktis yang harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.
1.       Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut. Sudah tentu ini tergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui ataukah agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a.        Faktor kerangka referensi
Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, cita-cita, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain.
b.       Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksud situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat komunikasi harus bisa diantisipasi sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia sedang menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif jika komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar.
2.       Pemilihan media komunikasi
Media komunikasi sangat banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi, kita bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi tidak dapat ditegaskan dengan pasti, sebab masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
3.       Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang akan diambil.
4.       Peranan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor yang penting dalam diri komunikator bila ia melakukan komunikasi, yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.
a.       Daya tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi (mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan) melalui mekanisme daya tarik, yakni ketika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain, komunikan merasa memiliki kesamaan dengan komunikator sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan komunikator.
b.      Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi keahlian yang dimiliki seorang komunikator. 
Berdasarkan kedua faktor tersebut seorang komunikator dalam menghadapi komunikan, haruslah bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk  memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa, dan sebagainya.
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan pebelajar dan pembelajar dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan pembelajar mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Keefektifan komunikasi menunjuk kepada kemampuan orang untuk menciptakan suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui bahwa penerima  menginterprestasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Selain itu keefektifan pembelajaran sangat ditentukan oleh adanya perhatian dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan model “AIDA singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat),Desire (hasrat),dan Action (kegiatan)”. Maksudnya agar terjadi kegiatan pada diri pebelajar sebagai komunikan, maka terlebih dahulu harus dibangkitkan perhatian dan minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian bahan. Dengan demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga walaupun persepsinya tidak terlalu sama dalam menerima pesan tetapi perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiap orang akan menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai dengan karakternya masing-masing. 
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap pembelajaran yang kita laksanakan.
Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran yang efektif, yaitu:
1.      Penggunaan terminologi yang tepat
2.      Presentasi yang sinambung dan runtut
3.      Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan
4.      Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran
5.      Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal. 
A.    Hambatan dalam Komunikasi Pendidikan
Subjek gangguan (noise) adalah sesuatu yang paling membatasi efektifitas penyampaian pesan. Ada dua jenis gangguan utama dalam komunikasi, yaitu gangguan semantik dan saluran. Hasil dari gangguan itu sama yakni menyusutkan arti saat terjadi penyampaian pesan.
1.      Gangguan saluran (channel noise). Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang memepengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan. Bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi diantara sumber dan audience. Misalnya, seseorang berbicara dalam sebuah ruangan ditengah pembicaraan lainnya, suara pintu tertutup, dan gangguan lain seperti itu yang dapat menghalangi penyampaian informasi.
2.      Gangguan semantik. Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti ketika dikirimkan.
Sumber gangguan semantik sebagai berikut:
a.       Kata-kata terlalu sukar , masalahnya terlalu sukar dimengerti oleh penerima.
b.      Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang digunakan antara pengirim dan penerima pesan, yakni penerima pesan berpikir bahwa kata yang dimaksud menunjukkan pada sesuatu yang berbeda dengan yang dimaksud oleh pengirimnya.
c.       Pola kalimat yang membingungkan penerima pesan.
d.      Perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan, yakni intonasi, gerak mata, tangan, atau bagian badan lainnya. 
Marhaeni Fajar mengklasifikasikan hambatan komunikasi sebagai berikut:
1.       Hambatan dari proses komunikasi
a.       Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional, sehingga mempengaruhi motivasi yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan, atau kepentingan.
b.      Hambatan dalam penyandian atau symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga memiliki arti lebih dari satu, symbol yang dipergunakan antara si pengirim dengan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.       Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.
d.      Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, atau tidak mencari informasi lebih lanjut.
e.       Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak jelas, dan sebagainya.
2.       Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya:
a.        Gangguan kesehatan
b.       Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
3.       Hambatan semantik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yag berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi pesan dengan penerima pesan.
4.       Hambatan psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.
Dalam musibah, misalkan, menimbulkan trauma yang sangat tinggi pada korbannya, sehingga pada saat diajak komunikasi menjadi tidak nyambung. Selain itu juga karena masalah prasangka, yang merupakan penilaian sejak awal  dalam diri komunikan terhadap komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu besar dan negatif, sehingga menjadi hambatan berat dalam komunikasi.

No comments:

Post a Comment